Dandelion tak akan
mampu melawan angin yang akan terus berhembus menerbangkannya dan merubahnya
menjadi suatu batang yang tegak. Tidak ada yang tau kemana angin akan membawa
kelopak dandelion itu hanya kelopak dan anin yang tau kemana akan membawanya,
tetapi suatu saat dandelion akan umbuh kembali seperti bunga yang cantik
meskipun setiap kali angin akan menggugurkannya dan ilalang menyembunyikannya
dalam senja.
Aku ingin hidup
seperti dandelion, menghargai setiap waktu yang singkat dengan mengikuti arah
angin yang akan membawaku kemana pun tanpa satu orang pun yang tau diamana aku
akan meletakkan badan ini. Sampai suatu saat aku akan mencapai suatu titik
keterpurukan dalam diriku. Hingga aku menunggu sesuatu yang dapat menopangku
untuk berdiri tegak seperti batang dandelion sampai angin yang akan membawaku
pergi entah kemana.
Senja yang padam
oleh malam menghilangkan dandelion pada sebuah kegelapan yang meninggalkannya dan mengajarkan
bagaimana menerangi dirinya dengan cahaya bulan dan mempertahankan dirinya
untuk tidak tertiup angin pada saat malam.
Aku bisa menghargai
hidupku setiap hari setiap malam, saat ini yang bisa menolong hanyalah
kebahagiaan dan berada di sekelililng orang bisa ,mebuatku nyaman dan senang.
Meskipun entahlah apa yang sedang aku rasakan, seperti tidak ada rasa apapun
yang bisa membantu mengeluarkan aku dalam kondisi seperti ini. Aku mencapai
titik lelah dan entah apa yang akan aku lakukan untuk bisa menghilangkan
lelahku sampai pundak ini terasa berat, dan mata iti terasa tak melihat apa
yang ada.
Hanya TUHAN yang
mengetahui bagaimana rasanya menjadi aku.